Ya sohib, jalan ini memang bukanlah jalan yang beralaskan permadani
dengan bertabur bunga-bunga yang indah warna-warni
Ini jalan, jalan terjal, berliku, penuh duri,
Mungkin saja jikalau tak hati-hati,
Sedikit saja dikau menginjakkan kaki,
Engkau akan segera pergi berlari,
Tuk tinggalkan jalan ini
Ya sohib di jalan ini kita berjuang bersama,
Ada suka, maupun duka, walaupun sebenarnya lebih banyak dukanya
Kita pegang jari-jemari kita kuat-kuat sembari berjalan sedepa demi sedepa
Kadang kita terjatuh, tergelincir, kembali berdiri, lalu tertusuk lagi oleh durinya
Kadang, kukatakan padamu ya Sohib, tidakkah kita ini sudah gila
Karena memilih jalan yang hanya membuat peluh dan perih di dalam dada
Kenapa kita tidak sudahi saja setiap depa
Atau setidaknya beristirahat barang sejenak saja
Tapi, kita terus menapakkan langkah
Karena di ujung jalan ini ada kampung yang indah
Yang akan menjadi tempat peristirahatan kita untuk melepas lelah
Namun, kutanyakan kembali lagi padamu, ya Sohib, akankah kita bisa sampai di kampung itu bersama dengan yang lain
Kutakut, saat kita menemukan persimpangan, kita akan berbelok menuju kampung yang lain
Atau mungkin saat tiba di kampung, kita malah diusir dari pintu gerbang
Atau mungkin kita terjatuh saat tiba di jalan yang berlubang, kakipun patah dan hanya bisa mengerang
Atau mungkin malah masuk ke dalam jurang
Na’udzubillahi min zalik
Sesungguhnya pada Allah lah semua itu dikembalikan