RSS

GINGIVOSTOMATITIS HERPETIKA PRIMER PADA ANAK-ANAK DAN ORANG DEWASA

08 Feb

(Disadur dari: Serban Tovaru, DMD, PhD, Loanina Parlatescu, DMD, Mihaela Tovaru, DMD, PhD, Lucia Cionca, MD, PhD.)

Tujuan: Untuk menyelidiki apakah onset gingivostomatitis herpetika primer (PHG) meningkat pada usia dewasa dan membandingkan karakteristik klinis PHG antara anak-anak dan orang dewasa.

Bahan dan Cara: Meninjau kembali grafik pasien yang didiagnosis PHG di klinik penyakit mulut di Bucharest, Rumania, selama periode 10-tahun. Diagnosis didasarkan pada riwayat, data klinis, dan pemeriksaan laboratorium (sitologi Tzanck, polymerase chain reaction (PCR), atau imunofluoresensi. Penelitian ini melibatkan tujuh puluh tiga kasus (38 perempuan, 35 laki-laki). Rentang usia antara 22 bulan hingga 53 tahun, dengan rata-rata usia 18,6 tahun. Semua pasien sehat tanpa kecurigaan infeksi HIV atau imunodefisiensi.

Hasil: Hampir 48% (47,94%) dari seluruh sampel adalah kelompok dewasa muda. Gejala umum (demam, malaise, dan limfadenopati) muncul pada anak-anak dan orang dewasa. Daerah yang paling terlibat adalah gingiva, perbatasan vermilion, dan lidah. Tidak ada perbedaan dalam tingkat lesi yang diamati antara anak-anak dan orang dewasa. Inflamasi berupa gingivitis dan faringotonsilitis lebih sering pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa meskipun frekuensi mereka lebih sedikit dari yang diperkirakan.

Kesimpulan: PHG lebih sering terjadi pada usia dewasa muda daripada anak-anak. Tidak adaperbedaan yang signifikan antara anak-anak dan orang dewasa di tingkat keparahan infeksi diamati. Sebagian besar pasien yang menunjukkan lesi yang meluas.

Kata kunci: gingivostomatitis, mukosa oral, herpes primer

==============================================================================

Gingivostomatitis Herpetika Primer (PHG) merupakan bentuk utama dari infeksi primer virus herpes simpleks. Lebih dari 90% kasus PHG disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I (HSV-I) dan kadang-kadang oleh virus herpes simpleks tipe II (HSV-II). Kedua jenis virus ini menimbulkan manifestasi klinis yang serupa. Infeksi ditularkan dari kontak mukosa oral dengan air liur yang terinfeksi atau lesi perioral. PHG sebagian besar terjadi selama masa usia anak-anak atau remaja. Infeksi ini sebagian besar asimtomatis, dengan manifestasi klinis yang jelas hanya 10% dari pasien. Namun, jumlah kasus yang simtomatis diperkirakan lebih tinggi dari data statistik yang ada.

Ketika infeksi bersifat simtomatis, onsetnya biasanya timbul secara tiba-tiba, dengan gejala demam, menggigil, malaise, flu, faringitis, dan adenopati servikal. Keluhan utama yang lebih sering dikeluhkan adalah disfagia (sakit tenggorokan) dan / atau rasa nyeri pada mulut atau sensasi terbakar. Dalam waktu singkat, muncul sekelompok vesikel, diikuti dengan ulkus dangkal yang nyeri dibatasi oleh ruam merah (red halo). Lesi dapat terjadi hampir di setiap area mukosa mulut dan kadang-kadang pada kulit perioral. Dalam beberapa kasus, juga dapat terjadi gingivitis. Gejala lain yang umum pada herpes primer adalah halitosis, drooling, dan hipersalivasi.

Dehidrasi merupakan komplikasi umum dari herpes primer yang disebabkan pasien mengalami kesulitan makan dan minum. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi yakni Bell’s palsy, viremia, keterlibatan okular, esofagitis herpetika, dan meningoensefalitis.

Publication1

Gambar 1. Distribusi PHG pada semua umur

Diagnosis banding dari penyakit ini yakni dapat berupa infeksi oleh mikroorganisme lain, terutama dari kelompok coxsackie, faringitis streptokokus, eritema multiform, gingivitis ulseratif neksrosis, dan stomatitis aptous.

Setelah kontak pertama, sebagian besar kasus seropositif. Prevalensi antibodi HSV-I pada pasien bervariasi sesuai wilayah geografis yang berbeda. Pada penduduk Eropa, seropositif meningkat dari 17% menjadi 30% pada pasien berusia 1 sampai 5 tahun dan 60% sampai 85% pada usia 18 hingga 24 tahun.

Oleh karena itu, seronegatif pada populasi orang dewasa diperkirakan dapat menunjukkan bentuk utama dari infeksi herpes. Prakiraan ini didukung oleh beberapa studi terbaru yang melaporkan sejumlah besar orang dewasa yang mengalami PHG. Adanya perubahan sosial ekonomi dan sarana kesehatan masyarakat di negara-negara maju diduga mempengaruhi modifikasi tersebut terhadap epidemiologi.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menyelidiki apakah onset PHG meningkat pada usia dewasa melalui penelitian pada pasien rumah sakit dan (2) untuk membandingkan karakteristik klinis PHG antara anak-anak dan orang dewasa.

METODE DAN BAHAN

Penelitian dilakukan di departemen klinik penyakit mulut-oral patologi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Kedokteran dan Farmasi Carol Davila, Bukhares, Rumania. Departemen ini merupakan satu-satunya departemen penyakit mulut-oral patologi di Bukhares, menaungi penduduk perkotaan dan sekitarnya dengan jumlah sekitar 2 juta orang.

Arsip antara tahun 1996 dan 2006, inklusif, diteliti, dan semua kasus yang menunjukkan PHG diambil untuk analisis. Pasien dengan riwayat imunodefisiensi atau kondisi sistemik lain yang berhubungan dengan itu (keganasan, transplantasi sumsum tulang atau organ lain, human immunodeficiency virus (HIV), infeksi kronis, pengobatan imunosupresif sistemik, atau terapi kortikosteroid) tidak dipilih.

Dari data tersebut, dipilih delapan puluh dua grafik untuk diteliti. Grafik ditinjau oleh seorang spesialis kedokteran oral (S.T.) dan dokter kulit (M.T.). Selanjutnya data tersebut dianalis.

KRITERIA EKSKLUSI

Meskipun semua kasus menunjukkan indikasi klinis PHG, 9 kasus dikeluarkan karena alasan berikut: 4 kasus diperiksa dengan pemeriksaan sitologi Tzanck, 2 kasus tidak ada pemeriksaan laboratorium, 1 kasus tanpa gejala umum, dan 2 kasus dengan riwayat klinis tidak jelas.

 KRITERIA INKLUSI

Penelitian ini menggunakan tujuh puluh tiga grafik dengan informasi yang rinci dan konfirmasi dari laboratorium klinis. Adapun diagnosis PHG didasarkan pada hal-hal berikut:

  • Tidak ada riwayatinfeksiherpes, erupsi lepuhan,ataudemam
  • Tanda-tandaumum jelas: demam, malaise, menggigil, limpadenopatiregional
  • Tanda-tandalokal:sakit tenggorokanatau mulut, vesikeloral yang meluasbilateralatau ulser pada palatum, gingiva, dan/atau mobiliti pada mukosa oral.

Penyebaran lesi diklasifikasikan sebagai berikut: “medium” jika mengenai hingga 3 zona oral dan “luas” jika lebih dari 3 zona yang terlibat. Lokasi lesi didasarkan pada kriteria klinis yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 1990.

 

KONFIRMASI LABORATORIUM

           Identifikasi virus dilakukan dengan polymerase chain reaction (PCR) untuk 13 kasus. imunofluoresensi untuk 43 kasus dan pemeriksaan sitologi Tzank untuk 17 kasus. Oleh karena deteksi virus tidak menggunakan sistem jaminan sosial, tidak semua pasien mampu membiayainya sendiri. Dalam kasus ini, pemeriksaan sitologi Tzanck merupakan metode laboratorium yang umum dilakukan dan dapat diandalkan.

Publication2

Gambar 2. Pasien perempuan berusia 8 tahun dengan

PHG yang mengenai mukosa labial bilateral

Publication3

Gambar 3. Pasien laki-laki berusia 17 tahun dengan penyebaran vesikel dan ulser yang dangkal.

Lesi vesicular-ulseratif pada lidah dan gingivitis


ANALISIS STATISTIK

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program perangkat lunak yang tersedia secara komersial (SPSS 13,0). Korelasi antara jenis kelamin dan usia yang digunakan untuk analisis statistik. Data ditampilkan berupa rerata ± standar deviasi. Tingkat signifikan dihitung dengan P <0,5.

 

HASIL

Tiga puluh empat pasien (46,57%) dirujuk oleh dokter gigi dan dokter bedah mulut, 34 (46,57%) oleh dokter umum, dan 5 (6, 84%) pasien datang dengan kesadaran sendiri.

 

Jenis Kelamin Dan Usia

Penelitian ini melibatkan 73 kasus (38 perempuan dan 35 laki-laki). Usia berkisar dari 22 bulan sampai 53 tahun, dengan usia rata-rata 18,6 tahun, standar deviasi 10,27 tahun, dan median 19,5 tahun. Konfidensi interval yakni antara usia 16,0 dan 20,80 tahun.
Distribusi pasien berdasarkan usia dan jenis kelamin disajikan pada Gambar 1.
Nilai uji chi-square Pearson adalah lebih dari 90% (p = 0,072), sebuah hubungan signifikan secara statistik antara variabel usia dan jenis kelamin.

Tanda dan Gejala

Semua pasien menunjukkan gejala umum seperti demam, menggigil, atau malaise. Limfadenopati regional juga terjadi pada semua pasien kecuali pada 1 pasien.

Distribusi terjadinya demam pada anak-anak dan kelompok dewasa adalah sebagai berikut: demam lebih dari 38o C ditemui pada anak-anak sampai usia 16 tahun pada 22 kasus (88,0%) dan pada orang dewasa lebih dari 16 tahun pada 45 kasus (93,7 %).

Keluhan utama adalah rasa nyeri pada mulut atau sensasi terbakar pada 65 kasus (89,0%), disfagia dalam 37 kasus (50,7%) dan malaise pada 36 kasus (49,3%). Pada kebanyakan pasien, dilaporkan timbulnya beberapa keluhan secara bersamaan.

Lesi Klinis

Gejala umum yang diikuti oleh pecahnya vesikel terjadi dalam 1 sampai 4 hari dari onset. Dari 73 kasus, 44 (60,3%) pasien memiliki lesi vesikular pada saat timbulnya gejala.

Selama kunjungan pertama, semua pasien terdapat vesikular dan / atau gingivostomatitis dan / atau faringotonsilitis. Pada semua kasus, kecuali 1 kasus, lesi terlihat pada beberapa bagian dari mulut (Gambar 2 dan 3). Hanya 1 pasien yang menunjukkan lesi hanya pada lidah.

Publication4

Gambar 4. Topografi distribusi lesi. (Keterlibatan gingiva mengenai gingiva cekat dan/atau gingiva marginal)

         Tabel 1. Perluasan lesi pada anak-anak dan dewasa

Publication5

Bagian yang paling sering terlibat adalah gingiva, perbatasan vermilion, dan lidah. Distribusi lesi di semua situs lisan disajikan pada Gambar 4.

Dua bagian tertentu yang dianggap karakteristik PHG dianalisis secara terpisah:

  • Gingivitisdiamati pada37 kasus: 16pada pasiendi bawah 16tahundan21

pada pasien di atas16tahun(lihat gambar 3b)

  • Keterlibatanfaringotonsilditemukan pada12subjek(10,4%) di atas usia 16tahun.

Korelasi antara kelompok usia dan tingkat lesi direpresentasikan dalam tabel 1. Tidak ada perbedaan yang signifikan ditemukan pada perluasan lesi antar kelompok usia.

Pada 56 kasus dengan pemeriksaan PCR atau imunofluoresensi, semua kasus terinfeksi dengan HSV-, kecuali pada 1 kasus. Satu-satunya orang yang terinfeksi HVS-II adalah seorang laki-laki berusia 20 tahun.

 

 

 

Komplikasi

Komplikasi berat tidak ditemukan. Komplikasi ringan seperti kesulitan makanan dan asupan air terjadi pada 4 anak (5,47%) berusia di bawah 5 tahun. Bentuk parah diobati dengan asiklovir sistemik sesuai dengan protokol standar dan perawatan lokal suportif.

DISKUSI

Seperti studi sebelumnya, artikel ini menjelaskan pasien yang dirujuk ke klinik penyakit mulut yang menunjukkan bentuk yang parah atau keadaan yang tidak biasa PHG. Para pasien yang dirujuk oleh dokter gigi dan dokter umum kadang-kadang sulit untuk didiagnosa.

Data anamnesa, tanda-tanda klinis, dan pemeriksaan laboratorium dapat diandalkan untuk mendiagnosis infeksi PHG. Analisis serologis biasanya tidak relevan untuk diagnosis dalam kasus PHG karena kenaikan imunoglobin tidak dapat dideteksi pada awal penyakit. Selain itu, jarang digunakan pada praktik klinis.

Pengamatan juga dilakukan pada beberapa pasien di bawah usia 5 tahun. Sebagian besar kasus dapat menunjukkan adanya evolusi ringan atau didiagnosis dengan kondisi inflamasi lain seperti stomatitis reccurent aphthous, infeksi bakteri, atau komplikasi erupsi gigi dan dirawat oleh dokter anak atau dokter umum. Penyelidikan lebih lanjut dari populasi ini diperlukan untuk mengkonfirmasi asumsi ini.

Hampir setengah dari pasien (47,9%) adalah orang dewasa muda antara 16 dan 25 tahun, dalam kaitannya dengan penelitian lain. Penjelasan mengenai proporsi yang tinggi pada pasien di atas 16 tahun dapat menjadi persentase yang signifikan dari seronegatif seseorang pada populasi orang dewasa di Eropa, serta perbaikan keadaan umum kesehatan dan kebersihan di penduduk perkotaan meskipun jarang terjadi, pasien di atas 40 tahun telah diamati dalam laporan sebelumnya. Pada penelitian ini, 3 pasien berjenis kelamin perempuan berumur di atas 40 tahun, yakni 41,42, dan 53 tahun. Mereka menunjukkan gejala umum yang diduga kuat mengalami infeksi primer dan gingivostomatitis ulseratif yang luas (gambar 5). Pada kasus 3, ditemukan adanya virus HSV.

Publication6

Gambar 5. Wanita 40 tahun dengan perluasan lesi oral PHG

Karakteristik klinis lesi PHG pada sampel ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Gejala sistemik seperti demam, malaise, limfadenopati dan regional, hadir pada hampir semua kasus sebagai tanda-tanda klinis yang menetap.

Gingivitis marginal merupakan tanda patognomonik dari PHG yang tidak terjadi pada semua kasus, seperti yang dinyatakan dalam penelitian lain. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Dengan demikian, gingivitis dianggap sebagai karakteristik khusus, tetapi tidak selalu muncul pada gejala klinis.

Faringotonsilitis ditemukan sekitar sepertiga dari kasus, hal ini kurang umum terjadi dibandingkan penelitian sebelumnya. Menariknya, faringotonsilitis merupakan tanda awal dari penyakit ini yang jauh lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, yang mana hal ini tidak terdapat pada penelitian sebelumnya. Namun, faringotonsilitis ditemukan hanya ketika lesi oral muncul, baik pada anak dan dewasa. Hal ini juga diduga bahwa pasien yang hanya mengalami faringotonsilitis dikonsultasikan dan dirawat oleh dokter umum.

Dalam studi sebelumnya, tingkat keparahan penyakit dievaluasi sesuai dengan kecacatan fungsional dari pasien. Metode ini digunakan untuk pertimbangan tingkat subjektivitas. Luasnya lesi dapat digunakan sebagai parameter yang lebih objektif dan terukur. Luasnya lesi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara anak-anak dan dewsa dalam penelitian ini. Dengan demikian, data ini tidak mendukung penelitian sebelumnya bahwa PHG lebih parah dan hanya terjadi khususnya pada orang dewasa.

Hasil penelitian ini jelas menunjukkan kecenderungan peningkatan ke arah usia yang lebih tua saat onset PHG. Hal ini diduga bahwa di masa depan, penyakit ini akan ditemui lebih banyak pada orang dewasa.

KESIMPULAN

PHG lebih sering terjadi pada orang dewasa muda daripada pada anak-anak. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara anak-anak dan orang dewasa dalam keparahan infeksi yang diamati. Sebagian besar kasus menunjukkan adanya perluasan lesi.

REFERENSI

  1. Tovaru S, Parlatescu L, Tovaru M, Cionca L. Primary herpetic gingivostomatitis in children and adults. Quintessence Int 2009; 40: 119-24.
  2. Ajar AH, Chauvin PJ. Acute hepetic gingivostomatitis in adults: a review of 13 cases, including diagnosis and management. J Can Dent Assoc 2002; 68 (4): 247-51.
  3. Jaya P, Harijanti K. Gingivostomatitis herpetika primer (laporan kasus). Oral Medicine Dent J 2009; 1 (2): 6-9.
  4. Sankar V, Terezhalmy GT. Herpetic infections: etiology, epidemiology, clinical manifestations, diagnosis, and treatment. Crest Oral-B at dentalcare.com Continuing Education Course. 2010: 1-18.
  5. Tillis TSI, Mcdowell J. Differential diagnosis: is it herpes or aphtous?. J Contemp Dent Pract 2002 Feb; (3) 1: 1-15.
  6. Slots J. Oral viral infections of adults. Periodontology 2009; 49: 60-86.
  7. Harel L, Smetana Z, Prais D, Book M, Alkin M, Mendelson E, Amir J. Presence of viremia in patients with primary herpetic gingivostomatitis. CID 2004; 39: 636-40.
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 8, 2015 inci Perkuliahan

 

Tinggalkan komentar